Dalam laporannya, lembaga Oxford Research Group mencatat ada 11.420 anak yang tewas per Agustus lalu dalam perang selama hampir tiga tahun di Suriah. Dilansir CNN, laporan berjudul "Masa Depan yang Terenggut: Angka Kematian Anak yang Tersembunyi di Suriah", mengungkapkan sebagian besar anak tewas karena ledakan.
"Sejauh ini, penyebab utama kematian anak karena serangan peledak, menewaskan 7.557 (71 persen) dari 10.586 kematian anak Suriah yang penyebabnya diketahui," ujar laporan Oxford.
Hana Salama, peneliti dari lembaga ini mengatakan, yang paling mengejutkan bukan hanya jumlahnya, tapi cara mereka terbunuh. Oxford mengungkapkan, lebih dari 1.000 anak tewas karena dieksekusi (764) atau ditembak sniper (389). Sekitar 112 anak, bahkan balita, disiksa sebelum dibunuh.
Penyebab lainnya adalah serangan senjata kimia yang diduga kuat dilakukan rezim Bashar al-Assad 21 Agustus lalu. Sebanyak 128 anak tewas mengenaskan dalam serangan di sekitar Damaskus tersebut.
Angka kematian anak tertinggi terjadi di Aleppo, ada 2.223 anak yang tewas. Jika dibandingkan dengan jumlah populasinya, angka tertinggi terjadi di Daraa. Sebanyak 1.134 anak tewas, atau 1 dari 400 anak terbunuh.
Oxford menyerukan kedua belah pihak untuk menghindari kematian pada anak. Salah satu caranya adalah tidak melancarkan serangan bom di wilayah sipil.
Sebelumnya Juni lalu, PBB juga mengeluarkan jumlah korban tewas anak di Suriah. Menurut catatan PBB, ada 6.500 anak terbunuh sejak perang pecah di negara itu. Korban total sendiri mencapai lebih dari 113.000 orang.
Lebih dari 2,1 juta orang mengungsi dari Suriah. Sementara itu, pertempuran masih terjadi di beberapa kota. Menurut laporan The Syrian Observatory for Human Rights dalam pertempuran sejak Jumat lalu di wilayah Ghouta, pinggiran Damaskus, telah tewas 160 orang dari tentara pemerintah dan pejuang Suriah.
Pertempuran bermula saat pejuang Suriah menyerbu Ghouta untuk merebut wilayah itu dari tangan pasukan Assad. Di antara korban tewas adalah puluhan tentara dari kelompok Syiah Hizbullah di Lebanon yang membantu rezim Assad, seperti diberitakan Arab News.
Selain itu, lima orang jurnalis warga tewas. Termasuk di antara korban juga adalah dokter dan pengacara di lapangan.
Source : vivanews